TUGAS
INDIVIDU
PROPOSAL
MATA
KULIAH:
PENELITIAN
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN:
Dr. Indrati Kusumaninggrum, M.pd
OLEH:
JUMIATI
NIM : 1109854
PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM
PASCASARJANA
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dewasa ini sungguh terasa kemajuannya. Setiap saat teknologi yang
berbasis Komputer terus berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia. Begitu juga
dalam hal pendidikan sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal
yang diharapkkan dapat membantu dalam meningkatkan kecerdasan generasi muda
diberbagai bidang studi dan salah satunya adalah dibidang bahasa inggris. Kita
tahu bahwa banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan sekarang,
menggunakan bahasa inggris dalam tutorial arahan penggunaannya. Oleh karena itu
diperlukan metode yang baik sehingga
tujuan pembelajaran tercapai. Dan untuk keberhasilan belajar ini sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah penggunaan media yang
berfungsi sebagai perantara pesan-pesan pembelajaran.
Dengan meningkatnya kemampuan
berbahasa inggris , diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan memiliki wawasan yang
luas. Pengembangan dalam berbahasa inggris yang dipelajari disekolah secara
langsung dapat dilihat dari hasil nyata yang dicapai melalui pengucapan
kata-kata baik secara lisan maupun tulisan. Penyusunan materi pelajaran yang
menarik akan besar artinya bagi peserta didik, khususnya dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa apalagi dilakukan dengan rancangan yang menarik
menggunakan komputer. Hal ini dapat memberikan motivasi tersendiri bagi peserta didik dalam
meningkatkan usaha belajar untuk mencapai hasil yang baik.
Sekolah Dasar 008 Rambah Hilir
adalah sekolah yang mengajar bahasa inggris mulai dari kelas satu sampai kelas
enam.
Dari pengamatan penulis, pembelajaran bahasa inggris yang digunakan Sekolah Dasar
008 Rambah Hilir menggunakan media cetak atau buku panduan saja. Oleh karena
itu penulis mencoba memadukan
antara buku dengan aplikasi multimedia,
sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik. Karena aplikasi tersebut
akan digabungkan animasi ,gambar,
tulisan, dan suara. Namun, aplikasi tersebut bukanlah sebagai pengganti dari
buku panduan yang digunakan, tetapi hanya sebagai pendukung atau tambahan saja.
Oleh karena itu siswa akan lebih tertarik untuk belajar bahasa inggris. Karena
siswa bisa belajar sendiri mengenal dan menghafal kosa kata bahasa inggris
dimana saja dan kapan saja tanpa gurunya.
Bertolak ukur dari latar belakang
diatas, penulis tertarik untuk melihat seberapa besar pengaruh penggunaan
metode macromedia flash dan motivasi belajar tehadap hasil belajar siswa
Sekolah Dasar 008 Rambah Hilir dengan judul:”PENGARUH
PENGGUNAAN METODE MACROMEDIA FLASH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR
BAHASA INGGRIS SISWA SD 008 RAMBAH HILIR”.
B.
Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas maka dapat diidentifikasi permasalahannya berikut ini:
1. Media pembelajaran pada sekolah dasar
008 Rambah hilir masih sederhana dikarenakan media pembelajaran yang
ada masih terpatok pada buku-buku paket.
2 .Metode pembelajaran yang tidak
interaktif akan mengakibatkan siswa menjadi bosan
3. Siswa kurang termotivasi dalam
mengikuti pembelajaran, karena penggunaan media yang monoton dan tidak
bervariasi.
4. Hasil belajar siswa yang rendah
adalah salah satu penyebab kurang efektifnya penggunaan media.
C. Pembatasan masalah
Supaya penelitian ini tidak keluar
dari jalurnya dan untuk memperjelas sasaran dari penelitian ini dibatasi dengan
ruang lingkup permasalahan pada :
1. Penelitian ini meneliti pengaruh
macromedia flash pendidikan bahasa inggris dan hasil belajar siswa.
2. Objek dalam penelitian ini adlah
siswa kelas II SD N 008 Rambah Hilir
3. Hasil belajar yang akan diukur adalah
hasil belajar yang diajarkan dengan menggunakan macromedia flash pendidikan
bahasa inggris
D. Rumusan
masalah
Berdasarkan masalah diatas, permasalahan
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah hasil belajar
bahasa inggris kelompok siswa (laki-laki) yang menggunakan macromedia flash
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok siswi(perempuan) yang
diajarkan dengan macromedia flash.
2. Apakah hasil belajar bahasa inggris
kelompok siswa(laki-laki) yang berpengetahuan awal tinggi diajar dengan
menggunakan macromedia flash lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kelompok siswi(perempuan) yang berpengtahuan awal tingggi dengan menggunakan
macromedia flash.
3. Apakah hasil belajar bahasa inggris
kelompok siswa(laki-laki) yang berpengetahuan awal rendah diajar dengan
menggunakan macromedia flash lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kelompok siswi(perempuan) yang berpengtahuan awal rendah dengan menggunakan
macromedia flash.
E. Tujuan Penelitian
Adapun uraian dari poin tujuan
penelitian dan manfaat penelitian adalah sebagai berikut:
1.
Tujuan
Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengungkapkan
perbedaan hasil belajar siswa
(laki-laki) yang diajarkan dengan menggunakan macromedia flash lebih tinggi
dari pada siswi (perempuan) yang diajarkan dengan menggunakan macromedia flash.
2. Mengungkap perbedaan hasil belajar bahasa
inggris kelompok siswa(laki-laki) yang berpengetahuan awal tinggi diajar dengan
menggunakan macromedia flash lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kelompok siswi(perempuan) yang berpengtahuan awal tingggi dengan menggunakan
macromedia flash.
3. Mengungkap perbedaan hasil belajar bahasa
inggris kelompok siswa(laki-laki) yang berpengetahuan awal rendah diajar dengan
menggunakan macromedia flash lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
kelompok siswi(perempuan) yang berpengtahuan awal rendah dengan menggunakan
macromedia flash.
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diinginkan dalam penelitian ini adalah:
1.
Penelitian ini memberikan masukan kepada
guru untuk menemukan strategi belajar yang baik, sehingga saat memberikan
materi ajar, guru mampu menemukan strategi atau model pembelajaran serta media
yang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
2.
Penelitian ini memberikan masukan pada
guru dalam meningkatkan pengalaman belajar siswa.
3. Penelitian ini memberikan masukan pada guru
untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa dengan menggunakan
media yang interaktif.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A.Landasan Teoritis
1.Pembelajaran
Bahasa Inggris di Sekolah Dasar
Saat ini banyak negara di dunia ini, termasuk Indonesia,
telah memulai pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing pada anak usia
dini. Hal ini disebabkan banyak orang percaya bahwa pembelajaran bahasa Inggris
sebagai bahasa Inggris apabila dimulai pada usia dini sebelum anak mencapai
masa kritis yakni usia 12-13 tahun, akan memberikan hasil yang lebih baik,
meskipun sampai sekarang belum ada bukti empiris yang memperkuat pendapat
tersebut (Nunan, 1999). Tingkat kemahiran berbahasa seseorang tidak hanya
dipengaruhi oleh faktor usia tapi juga faktor-faktor lainnya, seperti tipe
program dan kurikulum, lamanya pembelajaran, teknik dan aktivitas yang
digunakan (Rixon, 2000). Para pendidik terutama jika mereka akan memulai
memberikan pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini harus memahami
hal-hal yang mendasar tentang perkembangan diri anak dan dalam hubungannya
dengan proses pembelajaran bahasa Inggris agar mereka dapat mengadakan
eksplorasi, merencanakan dan mengimplementasikannya dalam proses pembelajaran
bahasa Inggris agar pembelajaran tersebut tepat sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
Bahasa
inggris merupakan bahas asing yang banyak digunakan untuk berkomunikasi oleh
bangsa-bangsa didunia. Karenanya mahir berbahasa inggris penting sebagai kunci
ilmu pengetahuan. Sekolah Dasar Negeri 008 Rambah Hilir telah mengajarkan bahasa
inggris mulai dari kelas 1 dengan bantuan buku bahasa inggris dengan materi
yang disajikan secara sistematis dilengkapi dengan gambar berwarna .Anak akan
lebih mudah menghafal dengan cepat karena daya ingatnya terbantu oleh bahasa
gambar yang ada disetiap kosakata(W.S.Pribadie,dkk,2009).
Menurut
Johan(1992,hal.5) anak antara umur enam sampai 12 tahun dikatakan berada pada
masa yang baik untuk belajar bahasa asing. Untuk itu metode yang baru
seharusnya diterapkan dalam pengajaran bahasa inggris sebagai bahasa kedua pada
anak-anak tersebut. Metode tersebutnya mesti sederhana, komunikatif, tanpa
acuan khusus dalam peraturan gramatikal yang sudah sesuai, tujuan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak
usia dini secara umum adalah membuat anak merasa berkompeten dan percaya diri
dalam belajar bahasa Inggris, menyediakan lingkungan pembelajaran yang aman,
bersifat menghibur dan rekreatif serta mendidik dan menciptakan pembelajar
bahasa Inggris untuk jangka panjang (Schindler, 2006)
Sedangkan ruang lingkup pembelajaran bahasa Inggris untuk
anak usia dini meliputi keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis
serta komponen kosa kata, pelafalan dan struktur bahasa. Semuanya ini harus
disesuaikan dengan kemampuan anak yang diajar. Menurut Hendro Darmodjo &
Kaligis (1992:25) anak usia dini sekolah dasar adalah anak yang sedang
mengalami pertumbuhan baik pertumbuhan intelektual, emosional maupun
pertumbuhan badaniyah, dimana kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing
aspek tersebut tidak sama,sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan
dari ketiga aspek tersebut.Hal ini merupakan salah satu factor yang menimbulkan
adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar walaupun mereka dalam
rentang usia yang sama.
Pada kegiatan belajar mengajar didalam kelas, setiap siswa tentu
memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda,baik laki-laki maupun perempuan.
Menurut Yusuf syamsu(2001:180) karakteristik siswa sekolah dasar berdasarkan
sifat psikologinya, yang perlu mendapat perhatian gurunya adalah (a). Anak SD
senang bermain. Dalam hal ini menuntut kegiatan pendidikan yang bermuatan
permainan terutama untuk kelas rendah. (b). Anak SD senang bergerak, orang
dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak
SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar tiga puluh menit. (c). Anak
SD senang bekerja dalam kelompok sebaya,anak belajar aspek-aspek yang penting
dalam proses sosialisasi,seperti : belajar setia kawan,belajar tidak tergantung
pada temannya dilingkungan, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat. (d). SD
senang merasakan atau melakukan / memperagakan sesuatu secara langsung. Dari
berbagai karakter anak-anak tersebut kita perlu menciptakan teknik pembelajaran
yang benar-benar tepat dan sesuai dengan karakter anak-anak tersebut.
2.Macromedia flash sebagai media
pembelajaran
A.
Pengertian media pembelajaran
Oemar
Hamalik ( dalam Azhar, 1996:15 ) menyatakan bahwa media adalah alat untuk
memberi peransang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Media digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengruhi efektifitas pembelajaran serta dapat
mempengaruhi psikologi siswa. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar, yaitu
alat bantu visual, (Sanjaya, 2008:206 ). Sekitar pertengahan abad ke – 20 usaha pemanfaatan
visual dilengkapi dengan digunakanya alat audio, hingga lahirlah alat bantu
audio – visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (
IPTEK ), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interktif, seperti adanya komputer
dan internet ( Wenny Diana, 2011:17 ).
Rudy Breets ( dalam sanjaya,
2008:212 ) menyatakan ada 7 ( tujuh ) klasifikasi media :
a. Media
audiovisual gerak, seperti: film suara, pita video, film tv.
b. Media audiovisual diam, seperti: film rangkai
suara.
c. Audio
semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara.
d. Media
visual bergerak, seperti: film bisu.
e. Media
visual diam, seperti: halaman cetak, foto, micro phone, slide bisu.
f. Media
audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
g. Media
cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Selanjutnya
sanjaya, (dalamWenny Diana, 2011:17 )
menjelaskan tentang prinsip pemilihan media adalah :
a. Pemilihan
media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pemilihan
media harus berdasarkan konsep yang jelas.
c. Pemilihan
media harus sesuai dengan karakteristik siswa.
d. Pemilihan
media harus sesuai dengan gaya belajar siswa serta gaya dan kemampuan guru.
e. Pemilihan
media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas, dan waktu yang
tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
B.
Pengertian
macromedia flash
Flash
adalah program animasi untuk menghasilkan gambar dengan fase editan yang telah
ditentukan, bahkan dengan flash kita bisa membuat game. Macromedia flash adalah
program animasi yang banyak digunakan untuk menghasilkan desain dan animasi
interaktif. Media ini memiliki kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna,
music, dan animasi grafik. Media ini juga mampu memberikan balikan sehingga
pengguna dapat aktif berinteraksi dengan media yang diproduksi. Flash tidak
hanya untuk membuat animasi saja tapi juga bisa membuat bermacam karya lain
diantaranya:
1. Membuat
presentasi
2. Membuat
aplikasi
3. Membuat
konten video
4. Membuat
media – rich flash dengan mengkombinasikan unsur gambar, video, dan efek – efek
khusus.
C.
PENGERTIAN
MOTIVASI
Motivasi adalah
dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada
pada diri seseorang yang menggerakakn untuk melakukan sesuatu yang sesuai
dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang
didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang
mendasarinya.
Motivasi juga
dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau
melaksanakan. Motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang
mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Motivasi berasal
dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri
individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif
tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya
suatu tingkah laku tertentu. Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
(
1 ) motif biogenis yaitu motif – motif yang berasal dari kebutuhan – kebutuhan
organisme demi kelanjutan hidupnya.
(
2 ) motif sosiogenetis yaitu motif – motif yang berasal dari lingkungan
kebudayaan tempat orang tersebut berada.
(
3 ) motif teologis, dalam motif ini manusia adalah sebagai makhluk yang
berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan tuhannya.
Dengan demikian
motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha
mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
David McClelland
et al (1976:28 ) berpendapat bahwa motif merupakan implikasi dari hasil
pertimbangan yang telah dipelajari dengan ditandai suatu perubahan pada situasi
afektif. Sumber utama munculnya motif ini adalah dari rangsangan perbedaan
situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan. Motivasi dalam pengertian
tersebut memiliki dua aspek, yaitu
adanya dorongan dari dalam dan dari luar untuk mengadakan perubahan dari suatu
keadaan pada keadaan yang diharapkan, dan usaha untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan, motivasi adalah suatu dorongan
yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupu dari luar sehingga
seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku tertentu lebih
baik dari keadaan sebelumnya. Dengan sasaran sebagai berikut:
a.
Mendorong manusia untuk melakukan suatu
aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan. Dalam hal ini, motivasi
merupakan motor penggerak dari setiap kebutuhan yang akan dipenuhi.
b.
Menentukan arah tujuan yang hendak
dicapai, dan
c.
Menentukan perbuatan yang harus dilakukan.
Beberapa
teknik motivasi dalam pembelajaran sebagai berikut:
1. Pertanyaan
penghargaan secara verval. Pernyataan verbal terhadap perilaku yang baik atau
hasil kerja atu hasil belajar siswa yang baik merupakan cara paling mudah dan
efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kepada hasil belajar yang
baik.
2. Menggunakan
nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan. Pengtahuan atas hasil pekerjaan
merupakan cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Menimbulkan
rasa ingin tahu. Ras ingin tahu merupakan daya untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa.
4. Memunculkan
sesuatu yang tidak diduga oleh siswa.
5. Menjadikan
tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa. Hal ini memberikan semacam hadiah
bagi siwa pada tahap pertama belajar yang memungkinkan siswa bersemangat untuk
belajar selanjutnya.
6. Menggunakan
materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar.
7. Gunakan
kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang
telah dipahami.
8. Menuntut
siswa untuk menggunakan hal –hal yang telah dipelajari sebelumnya.
9. Menggunakan
simulasi dan permainan.
10. Mengurangi
akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siawa dalam kegiatam belajar.
11. Memberikesemptan
kepada siswa untuk memperlihatkan kemahiranya didepan umum.
Motivasi
menjelaskan mengapa ada orang berperilaku tertentu untuk mencapai tujuan. Teori
motivasi berupaya merumuskan apa yang membuat orang menyajikan kinerja yang
baik. Secara umum, teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu teori kandungan yang memusatkan
perhatian pada kebutuhan dan sasaran tujuan dan teori proses, yang berkaitan
dengan bagaimana orang berperilaku dan mengapa mereka berperilaku dengan cara
tertentu.
McClelland
(1961 ) menyatakan 3 ( tiga ) motivasi utama yaitu:
1. penggabungan.
2. Kekuatan.
3. Dan
prestasi.
Sedangkan
Maslow (1943 ) menyatakan motivasi sebagai keragaman diantar oran dan kedudukan
dengan kebutuhan pencapaian yang tinggi, yaitu:
1.
Selera akan keadaan yang menyebabkan
seseorang dapat bertanggung jawab secara pribadi.
2.
Kecenderungan menentukan sasaran –
sasaran yang pantas dan memperhitungkan risikonya.
3.
Keinginan untuk mendapatkan umpan balik
yang jelas atas kinerja.
Orang
–orang akan belajar cepat dan lebih baik apabila mereka sangat termotivasi
untuk mencapai sasaran mereka. Dan karena sangat termotivasi untuk mencapai
sasarannya, mereka selalu mau menerima nasihat dan saran tentang cara
meningkatkan kinerjanya. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relative permanen
dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang
dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena
faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan
belajar, harapan akan cita – cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan bealjar yang menarik. hakikat motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa – siswa yang sedang
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa
indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagi berikut:
1. Adanya
hasrat dan keinginan berhasil.
2. Adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar.
3. Adanya
harapan dan cita – cita masa depan.
4. Adanya
penghargaan dalam belajar.
5. Adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar.
6. Adanya
lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar
dengan baik.
D.
Pengetahuan
awal
Wenny Diana (
2011:23 ) “Pengetahuan awal belajar merupakan kondisi intelektualitas yang
dimiliki seseorang dan mendorongnya untuk mampu dengan mudah mengingt kembali
pengetahuan atau pengalaman baru. Kemampuan awal siswa / I pada dasarnya akan
berpengaruh terhadap hasil belajar yang ingin dicapai. Tingkat pengetahuan ini
lebih dikenal dengan entry behavior”.
Muhammad ( dalam
Wenny Diana, 2011:23 ) “tingkatkemampuan awal siswa / I merupakan keadaan
pengetahuan atau keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa / I terlebih
dahulu sebelum mempelajari pengetahuan
atau keterampilan baru”. Seseorang dapat memilki sesuatu kemampuan berupa hasil belajar denagn baik,
apabila sebelumnya ia telah memiliki kemampuan lebih rendah dalm bidang yang
sama.
Piaget ( dalam
Paul, 1993:33 ) mengatakan bahwa pikiran seseorang ada struktur pengetahuan
awal yang disebut schemata. Setiap schemata berperan sebagai filter dan
fasilitator bagi ide – ide dan pengalaman baru. Schemata mengatur,
mengkoordinir dan mengintensifkan prinsip – prinsip dasar melalui kontak dengan
pengalaman baru.
Kesimpulan dari
pendapat para ahli diatas bahwa kemampuan awal merupakan keadaan pengetahuan
atau keteramapilan yang harus dimilki oleh siswa terlebih dahulu sebelum
mempelajari pengetahuan atau keterampilan yang baru. Guru dapat menetapkan dari
mana pembelajaran harus dimulai apabila guru telah mengetahui kemampuan awal
siswa, karena kemampuan awal siswa lebih rendah dari apa yang dipelajari.
Dengan kemmampuan awal yang dimiki siswa, secara pribadi akan mendorongnya
untuk memilki rasa percaya diri, motivasi dan dapat meningkatkan hasil belajar.
E.
Hasil
belajar
Thorndike, salah
satu pendiri aliran teori belajar mengataka
belajar adalah proses interaksi antara stimulus ( yang mungkin berupa
pikira, perasaan, atau gerakan ) dan respons ( yang juga bisa berupa pikiran,
perasaan atau gerakan ). Perubahan tingkah laku dapat terwujud sesuatu yang
konkrit dan yang nonkonkrit.
Pengertian dan
konsepsi hasil belajar yang dikemukakan oleh para ahli sedikit banyak
dipengaruhi oleh aliran – aliran atau teori – teori yang dianutnya. Menurut
Skinner dengan teori kondisioning operannya sebagaimana dikutip Gredler (
1991:115 ) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan respon ( tingkah laku )
yang baru. Pada dasarnya respon yang baru itu sama pengertiannya dengan tingkah
laku ( pengetahuan, sikap, keterampilan ) yang baru.
Gage (1984)
mengemukakan bahwa belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Belajar merupakan proses
yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang
membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu, serta memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan
sikap. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku
akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Gagne dan Briggs (1997)
mengemukakan ada dua defenisi belajar, yaitu : (a) Belajar adalah suatu proses
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku. (b)
Belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari
proses pembelajaran.
Hasil belajar
ditentukan oleh pelaksanaan interaksi dalam pembelajaran. Menurut Depdiknas
(2004:6) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : (1)
Faktor guru adalah keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran dan memanfaatkan
metoda. (2) Faktor siswa adalah karakteristik umum dan karakteristik khusus.
(3) Faktor kurikulum adalah bagaimana merealisasikan komponen metode dan
evaluasi. (4) Faktor lingkungan adalah lingkungan fisik dan non fisik yang
menunjang situasi pembelajaran.
Dalam
proses pembelajaran guru memengang kendali utama untuk keberhasilan tercapainya
tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Untuk itu guru harus
memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan
pendekatan, menggunakan media dan mengalokasikan waktu.
Arikunto (1997) mengemukakan bahwa hasil
belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata
amat baik, baik, cukup, kurang dan gagal. Hal senada juga diungkapkan oleh
Amidjaja (1980) bahwa hasil belajar atau prestasi belajar adalah segala sesuatu
yang menggambarkan tingkat pencapaian belajar selama waktu tertentu. Biasanya
hasil belajar ini diperoleh dari penilaian yang tidak dapat dipisahkan dari
keseluruhan penyelenggaraan pendidikan.
Hasil
belajar yang diharapkan pada pembelajaran matematika tidak hanya ditentukan
oleh keberhasilan kemampuan kognitif saja, tetapi keberhasilan semua aspek.
Penilaian yang dilakukan harus menyeluruh dan terintegrasi dengan proses
pembelajaran. Penilaian menyeluruh dilakukan secara kontinu di dalam proses
pembelajaran matematika. Depdiknas ( 2003:20 ) lebih rinci menyatakan bahwa
penilaian hasil belajar dapat dilakukan melalui : (1) performance siswa, (2)
presentasi/demontrasi siswa, (3) kegiatan dan laporan dari tugas proyek, (4)
hasil dari suatu kegiatan (produk), (5) jurnal, (6) karya tulis, (7) pekerjaan
rumah, (8) kuiz, dan (9) hasil tes tertulis.
a. Ranah kognitif :
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari aspek yaitu
pengetahaun, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penelaian.
b. Ranah afektif :
berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan
yaitu menerima, menjawab, atau reaksi, menilai, organisasi dan karakteristik
dengan suatu nilai atau kompleks nilai.
c. Ranah psikomotor :
meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda – benda, koordinasi
neuromuscular ( menghubungkan, mengamati ).
Menurut Caroll dalam R. Angkowo
& A. Kosasih ( 2007:51 ), bahwa hasil belajar siswa dipengruhi oleh lima
faktor yaitu ( 1 ) bakat belajar, ( 2 ) waktu yang tersedia untuk belajar, ( 3
) kemampuan individu, ( 4 ) kualitas pengajaran, ( 5 ) lingkungan. Dari
beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor internal siswa antara lain
kemampuan yang dimilki siswa tentang materi yang akan disampaikan, sedangkan
faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam
proses belajar mengajar.
C. Kerangka Konseptual
1. perbedaan hasil belajar siswa (laki-laki) yang
diajarkan dengan menggunakan macromedia flash dan kelompok siswi (perempuan)
yang diajarkan dengan menggunakan macromedia flash.
Untuk
mencapai hasil belajar bahasa inggris yang optimal dank arena keterbatasan
kompetensi guru dalam penyajian bahan ajar, maka guru harus dapat memanfaatkan
berbagai jenis media pembelajaran dan salah satunya adalah dengan menggunakan
macromedia flash.
Macromedia
flash merupakan seperangkat alat bantu pembelajaran modern yang sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Perbedaan
hasil belajar bahasa inggris kelompok siswa(laki-laki) dan kelompok siswi(perempuan) yang berpengtahuan
awal tingggi yang diajar dengan menggunakan macromedia flash.
Dalam
guru dan guru, bagi siswa yang memilki kemampuan awal akan mudah menyesuaikan
diri dan berinteraksi dengan materi yang disampaikan guru. Media pembelajaran
berfungsi untuk memperjelas bahan pengajaran , dapat mengatasi keterbatasan
indera, raba dan waktu serta dapat dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa/i.
3. Perbedaan
hasil belajar bahasa inggris kelompok siswa(laki-laki) dan kelompok siswi(perempuan)
yang berpengtahuan awal rendah dengan menggunakan macromedia flash.
Pemilihan dan
penggunaan media pembelajaran baik macromedia flash ataupun media bagi siswa
yang berkemampuan awal rendah dapat memberikan keuntungan bagi mereka, karena
pada waktu guru menyampaikan materi pelajaran siswa akan lebih mudah untuk
menerima konsep, gagasan atau ide – ide sehingga hasil belajar akan tercapai
sesuai dengan tujuan yang yang telah dirumuskan.
E. Hipotesis
Berdasarkan
kerangka konseptual diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Hasil belajar bahasa
inggris kelompok siswa (laki-laki) yang menggunakan macromedia flash lebih
tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok siswi(perempuan) yang
diajarkan dengan macromedia flash.
2. Hasil belajar bahasa inggris kelompok
siswa(laki-laki) yang berpengetahuan awal tinggi diajar dengan menggunakan
macromedia flash lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok
siswi(perempuan) yang berpengtahuan awal tingggi dengan menggunakan macromedia
flash.
3. Hasil belajar bahasa inggris kelompok
siswa(laki-laki) yang berpengetahuan awal rendah diajar dengan menggunakan
macromedia flash lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kelompok siswi (perempuan)
yang berpengtahuan awal rendah dengan menggunakan macromedia flash.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian,
Waktu dan tempat Penelitian
Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimen karena tidak memungkinkan
semua variable dapat dikontrol dengan tujuan untuk menguji hipotesis tentang
ada tidaknya perbedaan yang signifikan dari variable – variable yang teliti.
Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh informasi yang merupakan pemikiran
yang dapat diperoleh dari eksperimen yang sebenarnya, namun dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol variable – variable terikat.
Penelitian
quasi eksperimen yang akan dilakukan terdiri dari dua kelas yaitu kelas
eksperimen ( kelas laki – laki ) yang diberikan perlakuan berupa macromedia
flash dan kelas control ( kelas perempuan ) dengan menggunakan macromedia
flash. Penelitian ini dilakukan dikelas II SD negeri 008 Rambah hilir kecamatan
Rambah hilir, Rokan Hulu. Adapun pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada
semester 1 tahun 2013.
Penelitian
eksperimen mencoba untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab – akibat. Adanya
cara yang digunakan denganmembandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen
yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok yang tidak diberi
perlakuan. Dengan demikian akan kelihatan kelompok mana yang lebih unggul
dilihat dari pencapain hasil belajarnya.
B.
Populasi dan Sampel
Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV, SD N 008 Rambah Hilir yang 65
orang. Karena keterbatasan populasi, maka penentuan kelas eksperimen dan kelas
control dilakukan tidak menggunakan teknik sampling random sedehana ( simple
random sampling ). untuk kepentingan penelitian ini semua kelompok diambil dari
kelas yang sama yaitu kelas IV ( empat ) yang terdiri dari kelas IV laki – laki
dan kelas perempuan. Kelas laki – laki sebagai kelas eksperimen, dan kelas
perempuan sebagai kelas control dimana kedua kelas sama – sama menggunakan
macromedia flash.
Langkah –
langkah setelah penentuan kelas eksperimen dan kelas control diputuskan, tindakan
selanjutnya adalah :
1.
Mendata seluruh jumlah siswa/siswi kelas IV
yaitu sebanyak 65 orang.
Kelas IV laki – laki jumlah 30.
Kelas IV perempuan jumlah 35.
2.
Menentukan siswa/siswi yang menjadi kelompok
control dan kelompok eksperimen.
C.
Variabel Penelitian
Dalam
penelitian ini terdapat dua jenis variable yang akan diteliti, yaitu dua
variable bebas dan satu variable terikat. Yang dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Variabel bebas pertama
adalah media pembelajaran yang terdiri dari satu kategori, yaitu pembelajaran
bahasa inggris yang diajar dengan menggunakan macromedia flash pada kelompok
siswa ( laki – laki ), kelompok siswi ( perempuan ).
2.
Variable bebas kedua
adalah klasifikasi jenis kelamin, laki – laki dan perempuan.
3.
Variable bebas ketiga
adalah pengetahuan awal, siswa/I yang dari dua katerogi, yaitu pertama,
kemampuan awal tinggi, dan kedua kemampuan awal rendah.
D.
Definisi Operasional
Istilah –
istilah kunci yang digunakan dalam penelitian ini dikemukakan pada defenisi
operasional sebagai berikut :
1.
Macromedia flash
adalah sebuah program membuat animasi yang didisain sedemikian rupa dan
digunakan sebagai media untuk penyampaian informasi berupa materi ajar yang
diberikan kepada siswa – siswi pada saat pelajaran bahasa inggris.
2.
Mata pelajaran bahasa
inggris adalah salah satu mata pelajaran yang harus diikuti oleh siswa/I kelas
IV SD N 008 Rambah Hilir, mata pelajaran bahasa inggris merupakan mata
pelajaran pokok sesuai ketentuan dari pendidikan nasional dan tersebut mata
pelajaran yang di UN- kan.
3.
Hasil belajar bahasa
inggris yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang didapat siswa
setelah proses pembelajaran bahasa inggris berlangsung, baik yang diajarkan
dengan macromedia flash ataupun dengan media pembelajaran konvensial.
E.
Intstrumen Penelitian
Instrument
penelitian yang digunakan terdiri dari instrument perlakuan dan instrument
ukur:
a.
Instrument perlakuan
berupa:
1.
Rangcangan persiapan
pembelajaran. Untuk pembelajaran yang dieksperimen dalam mata pelajaran bahasa
inggris.
2.
Instrument ukur berupa
Soal tes
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa/siswi maupun, soal tes hasil belajar.
Dengan jumlah 20 soal, bentuk soal objektif. Tes hasil belajar disusun
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari materi yang
dieksperimenkan. Penentuan skor yaitu dengan ketentuan setiap jawaban yang
benar diberi skor 1 dan setiap skor yang salah diberi skor 0. Sebelum tes
diberikan pada siswa sebagai sampel penelitian maka dilakukan uji coba. Uji
coba ini dilkukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reabilitas tes.
Setelah itu dilakuakaan uji coba dan direvisi sesuai dengan persyaratan.
1.
Uji coba instrument
Uji coba instrument untuk mengetahui validitas
dan reliabilitasnya. Validitas dari tes, diselidiki dengan meminta pendapat
ahli terhadap butir soal yang dibuat. Dari pendapat ahli tersebut diketahui
bahwa tes tersebut harus diperbaiki, baik kalimat soal ( stemp ) ataupun (
pengecoh ) serta yang lain – lainnya. Analisis pokok uji : a) tingkat
kesukaran, b) daya pembeda, c) reliabilitas.
a.
Tingkat kesukaran (
difficulty index )
P = B
JS
Suharsimi, 1992 : 208
P : indeks
kesukaran
B : banyaknya yang
menjawab soal itu dengan betul
JS : jumlah seluruh
siswa peserta tes
Tingkat kesukaran
|
Nilai
|
Sukar
Sedang
Mudah
|
0.0
0.30
0.30 –- 0.70
0.70 – 1.00
|
b.
Daya beda
Daya pembeda
soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Seluruh peserta tes
akan dibagi dalam kelompok upper group ( kelompok atas ) dan lower group ( kelompok
bawah ). Adapun cara menentukan daya beda dapat menggunakan rumus berikut (
suharsimi, 1992:213 ).
D = BA - BB
JA - JB
Keterangan :
D : indeks daya beda
BA : banyaknya peserta kelompok
atas yang menjawab soal itu dengan benar.
BB : banyaknya peseta kelompok
bawah yang menjawab soal itu dengan benar.
JA : banyaknya peserta
kelompok atas
JB : Banyaknya peserta
kelompok atas.
PA : proporsi peserta kelompok
atas yang menjawab soal itu benar.
PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar.
c.
Uji keandalan
Reliabilitas suatu pengukur umum adalah derajat
ketepatan suatu alat untuk mengukur apa
saja yang akan diukur, reliabilitas yang ditunjukan dengan menganalisa
stabilitas tes dengan untuk menentukan stabilitas pokok – pokok uji yang
bernomor urut genap maupun ganjil. Untuk mencari reliabilitas suatu tes dapat
digunakan rumus yang dikemukakan oleh Kuder Richardson ( KR20).
rn = n
v - ∑pq
n-1
v1
Keterangan :
rn :
reliabilitas tes secara keseluruhan
v :
proporsi siswa menjawab dengan benar
q :
1 – p proporsi siswa menjawab dengan salah
∑pq :
jumlah perkalian p dan q
n :
jumlah item soal
v1 :
varian total
2.
Desain penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain factorial
2x2, by blok yaitu meneliti pengaruh yang terdiri dari dua variable bebas yang
masing – masing mempunyai dua level, dua kelompok yang dijadikan sampel dibedakan
atas kategori kelas eksperimen dan kelas kontrol. Variabel bebas yang dimanipulasi berfungsi sebagai
variable eksperimen dan variable terikat berfungsi sebagai variable eksperimen
terhadap variable terikat dinilai pada setiap variable control.
Adapun tahap – tahap pelaksanaan penelitian ini meliputi
penyajian pembelajaran dengan menggunakan macromedia flash, untuk kelas
eksperimen dan kelas control. Pada pelaksanan tindakan dilapangan akan
digunakan desain penelitian pola sebagai berikut :
Matrik untuk Rancangan Pendidikan
Kelas
|
Media macromedia flash
|
|
Laki – laki ( A 1)
|
Perempuan ( A2 )
|
|
Pengetahuan awal tinggi
( B )
|
A1B1
|
A2B1
|
Pengetahuan awal rendah ( B )
|
A1B1
|
A2B2
|
Keterangan :
A1B1 = Penggunaan macromedia flash pada kelompok siswa ( laki
– laki ) dengan pengetahuan awal
tinggi.
A1B2 = Penggunaan macromedia pada kelompok siswa ( laki – laki
) dengan pengetahuan awal tinggi.
A2B1 = Penggunaan macromedia flash pada kelompok siswi (
perempuan ) dengan pengetahuan awal tinggi.
A2B2 = penggunaan macromedia flash kelompok siswi ( perempuan ) dengan
pengetahuan awal rendah.
F. Teknik analisis
data
Mengukur
pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran bahasa inggris yang diberikan, baik
dengan menggunakan macromedia flash
kelompok laki –laki ataupun dengan menggunakan macromedia flash kelompok
perempuan. Tes yang diberikan sesuai dengan kompetensi dasar dan pokok bahasan
yang dieksperimenkan. Penskoran tes ini menggunakan rumus Arief, dkk ( 1989:265
)
Yaitu: S = JB X 100 %
JS
Keterangan
:
S = skor
JB = jumlah betul
JS = jumlah soal
G. Teknologi
pengumpulan data
Untuk menguji hipotesis yang dilakukan,
digunakan teknik analisis data. Sebelum pengujian hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji persyaratan analisis yaitu normalitas data dan homogenitas varian
populasi.
Uji normalitas digunakan Chi kuadrat ( Ridwan,
2004 ) adapun langkah – langkahnya sebagai berikut :
1.
Membuat daftar
frekuensi yang diharapkan.
2.
Menentukan batas
kelas.
3.
Mencari nilai skor Z untuk
batas kelas interval dengan rumus:
Zbatas kelas – X
S
4. Mencari daerah 0 – z dari table
kurva normal dari 0 – z dengan menggunakan angka – angka 0 – z.
5. mencari luas tiap kelas
interval dengan cara mengurangkan angka – angka 0 –z .
6.
mencari frekuensi yang diharapkan dengan mengalikan luas tiap interval
dengan jumlah responden.
7. mencari Chi kuadrat.
8. membandingkan x2 dihitung
dengan x2 tabel.
9. jika x2hitung ≤ x2tabel
maka distribusi normal.
Pengujian hipotesis yang diajukan, dengan
menggunakan teknik analisis data yang pengelolaannya dilakukan secara manual
dan dengan program SPSS versi 11.0. sebelum pengujian hipotesis, terlebih
dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Perbedaan hasil belajar bahasa
inggris pada kelompok siswa ( laki – laki ) yang diajar dengan menggunakan macromedia
flash pada kelompok siswi ( perempuan ) yang diajar dengan menggunakan
macromedia terhadap kelompok siswa ( laki – laki ) dan siswi ( perempuan )
dengan pengetahuan awal tinggi dan rendah dianalisis dengan menggunakan
statistik uji perbedaan atau uji- t ( Sudjana ) .
T =
x1 – x2
SD
X1 =
rata – rata skor kelompok I
X2 =
rata – rata skor kelompok II
N1 = jumlah subjek dalam kelompok I
N2 =
jumlah subjek dalam kelompok II
Rumusan hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalh sebagai berikut :
1. Hipotesis pertama
H0 : Hasil belajar kelompok siswa ( laki – laki ) yang diajarkan dengan hasil
belajar kelompok siswi ( perempuan ) yang diajarkan dengan menggunakan
macromedia flash.
H1 : Hasil belajar kelompok siswa (
laki – laki ) yang berpengetahuan awal tinggi yang diajarkan dengan menggunakan
macromedia flash lebih tinggi dari hasil belajar kelompok siswi ( perempuan )
yang brpengetahuan awal tinggi yang diajarkan dengan mengguanakan macromedia
flash.
Dengan symbol :
H0 : µA1B1 =
µA2B2
H1 : µA1 =
µB1
H0 : Hasil belajar kelompok siswa ( laki –
laki ) yang berpengtahuan awal rendah yang diajarkan dengan menggunakan
macromedia flash sama dengan hasil belajar kelompok siswi ( perempuan ) yang
berpengetahuan rendah yang diajarkan dengan menggunakan macromedia flash.
H1 : Hasil belajar kelompok siswa ( laki –
laki ) yang berpengetahuan awal rendah yang diajarkan dengan menggunakan
macromedia flash lebih tinggi dari hasil belajar kelompok siswi ( perempuan )
yang berpengetahuan awal rendah yang diajarkan dengan mengguankan macromedia
flash.
Dengan symbol :
H0 : µA1B1 = µA2B2
H1 : µA1 = µB1
DAFTAR RUJUKAN
Anderson, R. 1987 . pemilihan dan pengembangan
media untuk pembelajaran. Jakarta :
Rajawali.
Azhar Arsyad. 1996. Media Pembelajaran.
Bandung : Raja grafindo.
Diana Wenny. 2011. Pengaruh media film
pendidikan IPA terhadap hasil belajar siswa di SD IT Imam Asy Syafi’i : Pekanbaru.
Herizon. 2011. System pembelajaran bahasa
inggris dengan menggunakan macromedia untuk SD Yayasan Islam AS- Shofa.
Pekanbaru.
Gedler, M.E.
2004. Belajar dan membelajarkan . Jakarta : Rajawali
Nanasudjana, 2005. penilaian hasil proses
belajar mengajar. Bandung : Sinar
Oemar Hamalik. 2001. Pengajaran belajar mengajar. Bandung : Bumi Aksara.
Ratna Wilis Dahar. 1988. Teori – teori
belajar . Jakarta : Erlangga.
Uno. B. Hamzah. 2006. Teori motivasi dan
pengukurannya analisis dibidang
pendidikan. Gorontalo : Bumi Aksara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar